Selasa, 01 November 2016

Yuk Kenalan Dengan Tari Soyong




Apa itu tari Soyong?

Soyong artinya sayang (melayu) , juga berarti Soya yang artinya kosong atau Suwung (Jawa). Luwes gandes dan kenes itulah naluri pembawakannya. Tari soyong teremasuk tari kreasi baru yang diciptakan dari sanggar kembang sore oleh Drs Untung Mulyana AT.Hum. tarian ini memakai prpperty kipas dan sampur.Kostum yang dipakai : Baju lengan pendek warna kuning dengan Rok panjang warna kuning dikombinasikan dengan warna merah

Asesoris : Kalung , suweng, gelang,

Penataan Rambut : Rambut dibuat gelung yang dihiasi denagan asesoris

Tari Soyong dilakukan harus sesuai dengan ketukan irama gamelan atau musik,dan ditarikan sesuai dengan lemah lembutnya gerakan dan perasaan yang menyertai tarian tersebut. Tarian ini sendiri merupakan tarian yang sering digunakan dalam beberapa acara yang biasanya diadakan pada daerah ini sendiri,. Tarian ini sendiri pada dasarnya memakai property kipas dan juga sampur. Dimana kostum yang dipakai pada pementasan ini sendiri adalah baju lengan pendek warna kuning dengan rok panjang yang berwarna kuning serta dikombinasikan degan warna merah, pada tarian ini sendiri biasanya dihiasi dengan kalung, suweng dan juga gelang untuk memperindah penampilan dari para penari yang ada.

Siapa yang mengenalkan tari soyong?
tari soyong diperkenalkan oleh Drs. Untung Mulyana AT.Hum

Kapan tari soyong ditampilkan?
Tari soyong ini menceritakan tentang seorang gadis yang sedang “kemayu-kemayunya”. Tari soyong sering ditampilkan dalam acara yang tidak resmi, namun juga dapat ditampilkan dalam acara resmi seperti pernikahan.

Read More

Gamelan, Alat Musik Tradisional Jawa





Musik adalah salah satu seni yang ada di dunia ini. Irama-irama yang berasal dari gesekan, ketukan, maupun tiupan yang menimbulkan suara yang indah. Di setiap negara di dunia ini pasti memiliki alat musik yang berasal dari daerahnya masing-masing. Salah satunya adalah gamelan. Gamelan adalah kumpulan alat musik tradisional dari Indonesia yang dimainkan bersamaan.

Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa, gamel, yang artinya alat musik yang dipukul dan ditabuh. Gamelan tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Di Jawa Tengah gamelan lebih dikenal dengan nama gong, di Jawa Barat gamelan dikenal dengan nama degung, sedangkan di Bali gamelan dikenal dengan nama Gamelan Bali. Yang dimasing-masing daerahnya mempunyai keunikan tersendiri.

Di Jawa Tengah dan Yogyakarta gamelan terdiri dari dua jenis, yaitu slendro, nada yang cenderung mendekati minor, dan pelog nada yang cenderung mendekati diatonis. Di Jawa Tengah dan Yogyakarta gamelan biasanya dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian, upacara sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, ataupun mengiringi upacara adat daerah lainnya.

Beberapa alat gamelan yang biasanya dipakai di Jawa biasanya ada kendhang. Kendang adalah alat musik ritmis atau tidak bernada. Gunanya untuk mengatur irama. Kendang sendiri dimainkan dengan cara dipukul tanpa menggunakan alat bantu apapun, yaitu dipukul menggunakan menggunakan telapak tangan. Bahan dasar kendang adalah kayu dan kulit hewan.

Gong, alat musik yang dimainkan dengan cara ditabuh ini berfungsi untuk menandakan sebuah permulaan dan akhiran gendhing dan memberi keseimbangan setelah berlalunya lagu gendhing yang panjang.

Suling bambu, alat musik ini terbuat dari bambu wuluh yang diberi lubang sebagai penentu laras. Dimainkan dengan cara ditiup ujungnya. Suling bambu ini sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu suling yang berlaras slendro memiliki empat lubang, dan suling yang berlaras pelog memiliki lima lubang.
Read More

Profil SDD



Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 76 tahun) adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia dikenal melalui berbagai puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.

Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.

Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".

Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar. Ia menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.
Read More